INTEGRASI ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DENGAN ENTERPRISE RESOURCES PLANNING (ERP)

Dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, organisasi atau perusahaan yang ingin mempertahankan atau meningkatkan daya saing mereka membutuhkan infomasi biaya yang akurat dan relevan. Sistem biaya tradisional dianggap tidak mampu lagi menyediakan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan strategis. Hal ini menimbulkan Kebutuhan sistem biaya baru yang mampu menggantikan sistem biaya tradisional dipicu oleh meningkatnya otomasi di bidang produksi sehingga menyebabkan proporsi biaya overhead menjadi dominan di antara biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

Activity-Based Costing  hadir sebagai sistem biaya yang dipandang mampu memberikan solusi bagi pihak manajemen atas defisiensi sistem biaya tradisional, yaitu mengganti cara tradisional dalam mengalokasikan biaya overhead dari pemicu biaya tunggal berbasis unit menjadi pemicu biaya ganda berbasis aktivitas. Analisis ABC membantu perusahaan untuk mengidentifikasi produk, harga, maupun pelanggan yang menguntungkan dan yang tidak menguntungkan.  Kebijakan selanjutnya perusahaan dapat memutuskan apakah akan melanjutkan atau menghentikan unsur-unsur  yang tidak menguntungkan tersebut.  

SAP Metal Baja Besi Aluminium SAP Plastik & Karet ERP EPC ERP distribusi elektronik ERP distribusi medical devices ERP Industri Makanan Minuman ERP Logam Machinery ERP Plastik & Karet Microsoft Dynamic ERP Indonesia Microsoft Dynamic distribusi elektronik Microsoft Dynamic Elektronik Microsoft Dynamic Logam Machinery Microsoft Dynamics distribusi medical devices Microsoft Dynamics Industri Makanan Minuman Microsoft Dynamics Metal Baja Besi Aluminium Microsoft Dynamics Plastik & Karet Oracle ERP Indonesia Oracle distribusi elektronik Oracle distribusi medical devices Oracle Industri Makanan Minuman Oracle Logam Machinery Oracle Metal Baja Besi Aluminium Oracle Plastik & Karet Corporate Performance Management CPM Software Cyber Defense Cyber Security EAM Implementation EAM Implementor IBM MAXIMO MAXIMO Implementation MAXIMO Implementer MAXIMO Indonesia

Activity-Based Costing selanjutnya disebut ABC adalah metode perhitungan biaya berdasarkan pada aktivitas terhadap pemakaian sumber daya untuk memberikan informasi kepada pihak manajemen sebagai tolak ukur dalam menentukan keputusan strategis dan keputusan lainnya yang mempengaruhi kapasitas dan biaya tetap.

Dasar pemikiran penentuan biaya ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan dilakukan oleh aktivitas dimana aktivitas yang dibutuhkan tersebut menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya. Sumber daya dibebankan kepada aktivitas, kemudian aktivitas dibebankan kepada objek biaya berdasarkan penggunaannya. Metode ABC memperkenalkan hubungan sebab akibat antara cost driver atau pemicu biaya dengan aktivitas.

Cost driver disini didefinisikan sebagai faktor yang digunakan untuk mengukur bagaimana biaya terjadi atau juga dikatakan sebagai cara untuk mengalokasikan biaya pada aktivitas atau produk.

Cost driver adalah penyebab terjadi biaya, sedangkan aktivitas adalah merupakan dampak yang ditimbulkannya, Dalam sistem biaya ABC digunakan beberapa macam cost driver sedangkan pada sistem biaya tradisional hanya menggunakan satu macam cost driver tertentu yang digunakan sebagai basis, misalnya jam tenaga kerja/jam kerja orang, rupiah tenaga kerja, atau jam mesin.

ABC memiliki keunggulan dalam analisis biaya, diantaranya :

  1. Dapat mengatasi diversitas volume dan produk sehingga pelaporan biaya produknya lebih akurat.
  2. Memberikan identifikasi biaya overhead dengan kegiatan yang menimbulkan biaya tersebut.
  3. Dapat mengidentifikasi aktivitas yang tidak mempunyai nilai tambah bagi perusahaan.
  4. Semakin banyak biaya overhead dapat ditelusuri ke produk. ABC memberi perhatian pada semua aktivitas sehingga kalkulasi biaya produk dilakukan diluar dasar tradisional.
  5. Membantu pihak manajemen dalam mengambil keputusan dengan penilaian pada masing-masing aktivitas.

Setiap keunggulan yang dimiliki oleh suatu metode atau sistem tentunya mempunyai sisi negatif dalam kegunaannya, hal ini harus diperhitungkan bagi para penggunanya agar dapat meminimalisir resiko yang terjadi dan merubahnya menjadi sisi positif. ABC  mengharuskan pihak manajemen untuk melakukan perubahan dalam cara berfikir mengenai biaya yang pada awalnya sulit untuk dipahami.

Dalam mengembangkan metode ABC diperlukan tiga elemen utama informasi yang harus dipenuhi agar pengembangan ABC tepat guna dan powerfull yaitu SDM, General Ledger, dan IT sistem.

Kemajuan teknologi melahirkan sistem informasi yang saat ini merupakan tulang punggung informasi perusahaan. Oleh karenanya adalah wajar apabila perusahaan mempunyai kebutuhan akan suatu sistem informasi yang mudah, handal dan tepat guna.

Enterprise Resources Planning (ERP) didefinisikan oleh McLeod & Shell sebagai a computer-based system that enables management of all firm’s resources, on an organization- wide basis. ERP dikembangkan sejak tahun 1960. Dengan mengimplementasikan ERP, manajemen mampu mengkoordinasikan proses-proses operasional sekaligus mengintegrasikannya dengan beragam proses backend, yaitun mengintegrasikan proses-proses manufaktur, distribusi, keuangan, dan sumber daya manusia. Berdasarkan sisi perkembangan tekhnologi, ERP merupakan hasil evolusi dari legacy system menuju arsitektur client-server yang lebih menjanjikan fleksibilitas.

Saat ini, ERP banyak digunakan perusahaan untuk otomasi proses bisnis dan digunakan sebagai pemasok utama data keuangan maupun nonkeuangan untuk aplikasi piranti lunak pengambilan keputusan seperti Business Intelligence (BI) system dan Performance Management Systems.

Seperti diketahui bahwa sistem ERP merupakan aplikasi piranti lunak multi modul yang mengintegrasikan proses bisnis di berbagai departemen fungsional perusahaan. Sementara itu, ABC merupakan metode pembebanan biaya yang menggunakan proses bisnis sebagai media untuk membebankan secara akurat, yaitu dengan formulasi time equation.

Dengan demikian, implementasi ABC dapat dipastikan akan lebih powerful bila mendayagunakan sistem ERP yang juga berbasiskan proses bisnis. Kaplan&Anderson (2007:253) menyatakan bahwa the basic requirement for a ABC model is a system that tracks transaction data that can be exported into a time equation. Data tentang lamanya waktu proses setiap transaksi terekam dengan baik pada sistem ERP perusahaan, sedangkan waktu merupakan pemicu biaya (cost driver) utama pada konsep ABC.

Integrasi antara ERP dan ABC merupakan kesempatan emas bagi manajemen perusahaan dalam menciptakan sistem manajemen biaya kelas dunia. Sistem ERP mampu merekam dan memasok data keuangan maupun nonkeuangan. Pada prinsipnya, integrasi sistem ABC dengan sistem ERP, baik sistem ABC dibangun dalam sistem ERP atau sistem ABC “berdiri” di atas sistem ERP akan membawa manfaat sebagai berikut:

  1. Penghematan biaya. Data keuangan maupun non keuangan sebagai input sistem ABC berasal dari sistem ERP yang dapat diupdate secara otomatis dan real time.
  2. Meningkatnya Validitas Data. Data yang diperlukan oleh sistem ABC haruslah akurat dan valid. Hal tersebut hanya dapat diperoleh melalui sistem yang terotomatisasi dan terintegrasi untuk merekam data transaksional yang terjadi di berbagai departemen fungsional sehingga menghasilkan single database.
  3. Meningkatnya Kecepatan Pengambilan Keputusan oleh Manajemen. Dengan mengintegrasikan sistem ABC dan sistem ERP, manajemen dapat mengambil keputusan sewaktu-waktu karena sistem ERP memungkinkan beroperasi secara real time.
  4. Meningkatnya Kualitas Keputusan Manajemen. Keputusan manajemen yang diambil berdasarkan informasi sistem ERP lebih akurat, cepat, dan valid dibandingkan bila informasi itu berasal dari sistem legacy, apalagi berasal dari proses yang masih manual.
  5. Meningkatnya leverage kedua sistem tersebut. Sistem ABC memiliki fleksibilitas dalam melakukan “what-if analysis” yang tidak dimiliki oleh sistem ERP yang memang tidak dirancang untuk tujuan itu selain merekam transaksi operasional sehari-hari. Informasi tentang profitabilitas yang dihasilkan sistem ERP akan dipertanyakan jika tidak berbasis ABC. Kualitas data input untuk sistem ABC juga akan dipertanyakan bila tidak berbasis ERP. Oleh karena itu, integrasi sistem ABC dengan sistem ERP akan meningkatkan kegunaan kedua sistem tersebut.

Integrasi sistem manajemen biaya ABC dan sistem ERP akan memberikan manfaat terhadap meningkatnya penghematan biaya, validitas data, kecepatan pengambilan keputusan, kualitas keputusan manajemen, kedalaman data, ketersediaan informasi bagi para manajer operasional, kepercayaan terhadap informasi, dan leverage kedua sistem tersebut.

Resources:

Brodeur, E. 2008. Integrating ERP and ABC System. Focus Magazine for Performance Management Professional. Kaplan, R.S& Anderson, S.R. 2007. McLeod Jr., R & Schell, G.P. 2004. Management Information System, 9th Edition, Upper Saddle River. Bambang Tjahjadi, Majalah Ekonomi Universitas Airlangga.

Kontributor : Tjahjo Dirgantoro

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *